Pertambangan terbuka merupakan salah satu metode penambangan yang paling banyak digunakan di dunia. Namun, seperti halnya dengan segala bentuk eksploitasi sumber daya alam, metode ini tidak lepas dari kontroversi dan dampak lingkungan yang signifikan. Apa saja? Simak penjelasan lengkap mengenai pertambangan terbuka berikut ini!
Daftar Isi
Apa itu Pertambangan Terbuka?
Pertambangan terbuka (open-pit mining) adalah metode penambangan yang dilakukan dengan menggali langsung di permukaan tanah. Teknik ini digunakan untuk mengambil mineral atau batu bara yang berada dekat dengan permukaan bumi, seperti bijih besi, emas, tembaga, dan batu bara. Pertambangan terbuka dipilih karena biiaya operasi lebih rendah dibandingkan dengan metode penambangan bawah tanah.
Metode ini menghasilkan emisi gas rumah kaca yang signifikan, terutama dari penggunaan alat berat dan transportasi bahan tambang. Oleh karena itu, ada tekanan global untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengadopsi praktik penambangan yang lebih ramah lingkungan. Hal ini biasanya memanfaatkan teknologi canggih seperti sistem pemetaan 3D, drone untuk survei lahan, dan otomatisasi pertambangan seperti smart mining.
Apa saja Metode Pertambangan Terbuka?
Pertambangan terbuka melibatkan berbagai metode yang digunakan untuk mengekstraksi mineral dari permukaan bumi. Setiap metode memiliki karakteristik dan aplikasi yang unik, tergantung pada jenis mineral dan lokasi geologi pertambangan. Oleh karena itu, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
1. Open-pit Mining
Open pit mining adalah salah satu jenis metode pertambangan terbuka di mana mineral atau bijih digali dari permukaan bumi melalui pembuatan lubang besar atau “pit”. Open pit mining seringkali menciptakan lubang tambang yang sangat besar, yang dapat dilihat dari luar angkasa. Dampak lingkungan utama termasuk deforestasi dan perubahan drastis pada lanskap.
2. Strip Mining
Strip mining adalah salah satu metode pertambangan terbuka yang digunakan untuk mengekstraksi lapisan bahan tambang yang relatif dangkal, seperti batu bara dan fosfat. Dalam metode ini, lapisan tanah dan batuan di atas deposit mineral dihilangkan secara bertahap untuk mengekspos bahan tambang di bawahnya. Perbedaannya dengan open pit mining biasanya diterapkan untuk deposit yang lebih dalam dibandingkan strip mining.
3. Quarrying
Quarrying adalah metode pertambangan terbuka yang digunakan untuk mengekstraksi batuan atau mineral bahan konstruksi. Contohnya seperti batu gamping, granit, marmer, batu pasir, dan batu tulis. Quarrying memiliki sejarah panjang dan telah dilakukan sejak zaman kuno untuk membangun struktur ikonik seperti piramida Mesir, Parthenon di Yunani, dan berbagai katedral Eropa.
4. Mountaintop Removal
Mountaintop removal (MTR) adalah metode ekstrim dalam pertambangan batu bara yang digunakan di daerah pegunungan. Metode ini melibatkan penghilangan puncak gunung untuk mengekspos lapisan batu bara di bawahnya. MTR adalah salah satu metode pertambangan dengan dampak lingkungan paling merusak. Hal ini karena proses ini dimulai dengan penggunaan bahan peledak untuk meledakkan puncak gunung.
5. Hydraulic Mining
Hydraulic mining adalah metode pertambangan yang menggunakan aliran air bertekanan tinggi untuk menggali dan menghancurkan material dari permukaan tanah atau dari tebing sungai. Metode ini pertama kali digunakan selama California Gold Rush pada pertengahan abad ke-19. Oleh Karena dampaknya, metode ini diatur dengan ketat di banyak negara. Di California, metode ini dilarang tahun 1884 melalui keputusan Pengadilan Federal.
Apa Keuntungan Pertambangan Terbuka?
Pertambangan terbuka adalah metode ekstraksi mineral yang dilakukan dengan menggali langsung dari permukaan bumi, menciptakan lubang besar atau “pit.” Meskipun sering dikritik karena dampak lingkungannya, metode ini memiliki sejumlah keuntungan signifikan yang membuatnya menjadi pilihan utama dalam industri pertambangan. Simak penjelasannya berikut!
1. Efisiensi dan produktivitas tinggi
Keuntungan pertambangan terbuka yang pertama adalah tingginya efisiensi dan produktivitas pertambangan. Jenis pertambangan ini memungkinkan penambangan skala besar dengan efisiensi tinggi. Proses penggalian dan ekstraksi mineral dari permukaan tanah lebih cepat dan lebih murah dibandingkan dengan metode bawah tanah.
2. Akses mudah ke deposit
Keuntungan pertambangan terbuka selanjutnya adalah mudahnya akses ke deposit. Metode ini mampu memberikan akses langsung ke deposit mineral yang terletak dekat permukaan tanah. Hal Ini memungkinkan eksploitasi yang lebih lengkap dari sumber daya mineral yang ada.
3. Penyediaan bahan baku penting
Pertambangan terbuka menyediakan bahan baku penting untuk berbagai industri. Beberapa bahan baku ini termasuk energi (batu bara), konstruksi (batu gamping, granit), dan manufaktur (bijih logam seperti besi, tembaga). Ini adalah salah satu alasan mengapa metode pertambangan ini masih populer dan sering digunakan.
Dampak dan Tantangan Pertambangan Terbuka
Pertambangan terbuka, meskipun merupakan metode yang efisien dan ekonomis untuk mengekstraksi mineral dari permukaan bumi, juga membawa serangkaian dampak dan tantangan yang signifikan. Apa saja dampak buruknya? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
1. Deforestasi dan hilangnya habitat
Pertambangan terbuka memerlukan area yang luas untuk operasi penambangan, termasuk penggalian, pemrosesan, dan penimbunan limbah tambang. Ini menyebabkan pembukaan hutan dan penghilangan vegetasi secara besar-besaran. Menurut laporan, deforestasi di Amazon mencapai 9.762 km² pada tahun 2019. Ini menjadi contoh dampak nyata dari pertambangan terbuka..
2. Kerusakan ekosistem
Penggunaan bahan peledak untuk membuka lapisan tanah menyebabkan kerusakan besar pada struktur tanah dan vegetasi, serta mengganggu ekosistem lokal. Selain itu, Pembuangan limbah tambang, seperti tailings, yang mengandung bahan kimia berbahaya dapat mencemari air tanah dan sungai. Tambang Grasberg di Papua, Indonesia telah merusak habitat alami dan mencemari sungai-sungai lokal dengan tailings.
3. Degradasi lahan pertanian
Pertambangan terbuka seringkali melibatkan penggalian lapisan tanah atas yang subur untuk mencapai deposit mineral. Ini menyebabkan hilangnya lapisan tanah yang kaya nutrisi yang diperlukan untuk pertanian. Di Jambi, penambangan emas ilegal telah mencemari lahan pertanian dengan merkuri dan sianida. Laporan dari WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) menunjukkan bahwa ribuan hektar lahan pertanian telah terkontaminasi.
4. Perubahan lanskap
Penggunaan alat berat seperti excavator, bulldozer, dan dump truck, menyebabkan perubahan topografi yang signifikan. Perubahan lanskap mengganggu ekosistem lokal, termasuk habitat flora dan fauna yang kehilangan tempat tinggalnya. Salah satu contohnya, tambang Bingham Canyon di Utah, Amerika Serikat, adalah salah satu lubang tambang terbuka terbesar di dunia, dengan kedalaman lebih dari 1,2 km dan lebar lebih dari 4 km.
5. Kerugian Jangka Panjang
Pertambangan terbuka mengakibatkan kerusakan ekosistem, erosi tanah, pencemaran air dan udara, serta deforestasi yang berkelanjutan. Dampak ini memerlukan waktu yang lama untuk pulih bahkan tidak dapat sepenuhnya kembali. Studi oleh US Geological Survey menunjukkan bahwa lebih dari 90% sungai d daerah pertambangan mountaintop removal di Appalachia tercemar logam berat, yang memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dipulihkan.
Kesimpulan
Pertambangan terbuka (open-pit mining) adalah metode penambangan yang dilakukan dengan menggali langsung di permukaan tanah. Teknik ini digunakan untuk mengambil mineral atau batu bara yang berada dekat dengan permukaan bumi, seperti bijih besi, emas, tembaga, dan batubara. Beberapa metodenya antara lain adalah open-pit mining, strip mining, quarrying, mountaintop removal, dan hydraulic mining.
Pertambangan terbuka memiliki dampak yang sangat merusak. Seperti menyebabkan deforestasi, kerusakan ekosistem, dan degradasi lahan pertanian. Meskipun begitu, metode pertambangan ini masih memiliki nilai lebih. Beberapa diantaranya adalah tingginya efisiensi dan produktivitas, mudahnya akses ke deposit, dan mampu menyediakan bahan baku penting.