Kemajuan teknologi saat ini tidak hanya memberikan kemudahan untuk manusia, namun juga dapat mengurangi keterlibatan manusia dalam suatu aktivitas.
Istilah Internet of Things semakin banyak terdengar sejak revolusi industri 4.0 kini mulai ditekank di berbagai bidang. Ekosistem loT di Indonesia juga terus berkembang dan memiliki potensi besa Jal tersebut didukung pula dengan hadirnya teknologi 5G.
Dahulu, kita mengenal faktor produksi hanya terdiri dari man, machine, money, material, and methode (5M), maka di era industri 4.0 ini tidak menutup kemungkinan peran manusia akan sang minimal mengingat peran mesin dan teknologi yang semakin berkembang.
Internet of Things (IoT) dan Industri 4.0 merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas konektivitas internet antara benda/objek di sekitar kita melalui aktivitas secara otomatis melalui pertukaran data yang sangat cepat tanpa adanya interaksi antar manusia maup dengan benda. Seluruh sistem tersebut terhubung dalam jaringan siber dan fisik dengan memanfaatkan komputasi awan (cloud computing).
Kecanggihan teknologi loT saat ini dapat dilihat dari berbagai alat elektronik yang terhubung internet dapat menjalankan perintah sesuai program yang diinginkan pengguna secara otomatis. Alat-alat elektronik, seperti komputer, lampu, pendingin ruangan, printer, dan perangkat elektronik lainnya yang dapat secara otomatis berfungsi sesuai perintah pengguna yang telah diinput sebelumnya atau melalui pemanfaat basis data yang kemudian diolah dengan logika artificial intellegent, sehingga dapat menghasilkan perintah secara otomatis.
Seperti misalnya, Smart Lamp yang dapat menyala ketika hari mulai gelap dan mati di pagi hari, serta mendeteksi adanya keberadaan manusia, komputer yang secara otomatis menyala saat pegawai melakukan absensi kehadiran dan mati saat selesai melakukan absensi pulang. Bahkan terdapat sistem informasi jaringan Coffee Shop yang berfungsi sebagai sistem multimedia terintegrasi untuk menampilkan informasi pada layar display setiap cabang Coffe Shop.
Penandaan barang, seperti barcode, RFID, maupun bentuk lainnya juga dipakai untuk setiap bend yang ada saat ini. Sedangkan, penandaan pada tubuh manusia biasanya dilakukan melalui pengenalan bentuk wajah, sidik jari, hingga retina yang digunakan untum keperluan surveilance. Adanya penandaan berikut, pergerakan manusia dan benda tersebut tentunya dapat dengan mud dideteksi dan dilakukan pertukaran data dengan sistem lain untuk dianalisis.
Kecanggihan teknologi loT kedepannya juga memungkinkan untuk melakukan pengadaan dan pembelian alat tulis kantor secara otomatis yang dilakukan oleh sistem, apabila ketersediaan untuk item tertentu sudah mencapai angka limit. Bahkan, sistem presensi untuk kehadiran pegaw juga mungkin akan segera usang kedepannya mengingat kemungkinan adanya keberadaan pegawai yang bisa dideteksi dari gadget yang dibawanya, sehingga sistem dapat secara otomatis melakukan presensi saat pegawai berada pada radius tertentu dari kantor. Selain itu, dapat dimungkinkan pula keberadaan kamera CCTV yang bisa saja mengenali wajah dan keberadaan seseorang pada meja kerjanya melalui suhu tubuh, sehingga produktivitas pegawai tidak perlu lag diawasi secara langsung oleh supervisor maupun atasan. Hal-hal berikut tentunya bukanlah suat hal yang mustahil untuk diwujudkan dalam waktu dekat mengingat perkembangan internet yang semakin masif.
Kecanggihan teknologi internet dan industri 4.0 juga telah memberikan rasa takjub tersendiri. Berbagai aplikasi, seperti Google Translate dan YouTube juga sudah dapat mendeteksi suara yan secara otomatis dapat dibuatkan caption/subtitle dari suara yang dihasilkan (speech to text). Kecanggihan tersebut tentunya dapat menghemat waktu dalam bekerja, seperti misal kita tidak memerlukan tenaga manusia dan waktu yang lama untuk mengetik notulensi rapat dengan adany inovasi speech to text tersebut. Dapat diartikan, kecanggihan tersebut berdampak pada jam kerja pegawai yang bisa lebih optimal untuk melakukan pekerjaan lainnya.