serverless computing adalah

Penggunaan teknologi yang efisien menjadi kunci dalam menjaga keberlangsungan dan pertumbuhan bisnis. Salah satu teknologi yang kini semakin populer adalah serverless computing, yang menawarkan berbagai keuntungan seperti efisiensi biaya dan fleksibilitas dalam pengelolaan aplikasi. Simak selengkapnya pada artikel berikut ini!

Apa itu Serverless Computing?

Serverless computing adalah paradigma pengembangan software yang memungkinkan pengembang untuk membangun dan menjalankan aplikasi tanpa perlu mengelola infrastruktur server secara langsung. Teknologi ini secara otomatis mengalokasikan sumber daya komputasi untuk menjalankan kode aplikasi.Hal ini memungkinkan aplikasi untuk menangani lonjakan permintaan tanpa perlu intervensi manual atau konfigurasi ulang server.

Dengan mengurangi kebutuhan untuk mengelola infrastruktur, pengembang dapat fokus pada kode dan fungsionalitas aplikasi daripada pada masalah infrastruktur. Serverless juga mendukung pendekatan yang lebih modular untuk pengembangan perangkat lunak. Hal ini berarti aplikasi dapat dibangun sebagai kumpulan fungsi yang independen, yang masing-masing bisa dikerjakan, diperbarui, dan dikelola secara terpisah.

Cara Kerja Serverless Computing

Serverless computing mengoperasikan kode aplikasi dengan mengaktifkan fungsi-fungsi spesifik berdasarkan permintaan atau “Function as a Service” (FaaS). Ketika sebuah fungsi dipanggil, platform serverless dengan cepat menyediakan wadah untuk kode tersebut, menjalankan fungsi, dan kemudian mematikan wadah setelah tugas selesai. Proses ini  memungkinkan aplikasi untuk menjalankan banyak fungsi secara bersamaan dan efisien.

Manajemen sumber daya yang dinamis adalah salah satu keunggulan utama dari serverless computing. Platform serverless otomatis menyesuaikan alokasi sumber daya berdasarkan beban kerja aplikasi untuk mengurangi risiko sumber daya yang terbuang. Selain itu, platform ini dilengkapi dengan fitur integrasi dan otomatisasi memudahkan pengembang untuk menghubungkan berbagai layanan dan data.

Komponen Serverless Computing

serverless computing

Dalam ekosistem serverless computing, terdapat beberapa komponen kunci yang berperan penting dalam mendukung operasional dan pengembangan aplikasi. Komponen-komponen ini berkolaborasi untuk menyederhanakan proses pengembangan dan mempercepat waktu peluncuran ke pasar. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya!

1. Cloud Computing

Cloud computing menyediakan dasar yang memungkinkan serverless computing beroperasi dengan efisien dengan bandwidth yang dikelola secara dinamis. Dengan infrastruktur cloud, aplikasi serverless dapat secara otomatis menyesuaikan sumber daya yang digunakan berdasarkan permintaan aktual. Kelebihan ini juga memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan anggaran lebih ke inovasi dan pengembangan produk.

2. API Gateaway

API Gateway berfungsi sebagai pintu masuk untuk aplikasi serverless, mengelola dan mengautorisasikan panggilan API ke berbagai fungsi. Gateway ini tidak hanya menangani otentikasi tetapi juga mengatur rate limiting dan mengelola traffic yang masuk. Dengan menggunakan API Gateway, aplikasi dapat lebih aman dan mudah dalam skalabilitas, memungkinkan perusahaan untuk mengelola trafik aplikasi mereka secara lebih efisien.

3. FaaS (Function as a Service)

FaaS adalah komponen utama memungkinkan untuk menulis dan mengimplementasikan kode dalam bentuk fungsi yang independen. Fungsi ini hanya berjalan ketika dipicu oleh permintaan sehingga sangat efisien. Penggunaan FaaS mengurangi kebutuhan untuk pengelolaan infrastruktur yang kompleks sehingga memungkinkan pengembang untuk fokus pada penulisan kode yang menghasilkan nilai bisnis.

4. CI/CD Tools

Alat CI/CD (Continuous Integration/Continuous Deployment) memainkan peran vital dalam ekosistem serverless dengan otomatisasi proses build, test, dan deployment aplikasi. Alat-alat ini memastikan bahwa perubahan kode dapat diintegrasikan dan diterapkan dengan cepat dan aman ke produksi. Penggunaan CI/CD dalam konteks serverless meningkatkan agilitas tim pengembangan dan mengurangi kemungkinan kesalahan.

5. Observatory Tools

Observatory tools atau alat pengamatan berguna untuk memantau, mendiagnosis, dan mengoptimalkan aplikasi serverless. Alat-alat ini memberikan wawasan mendalam tentang kinerja aplikasi, penggunaan sumber daya, dan potensi masalah yang mungkin terjadi. Dengan observatory tools, tim pengembangan dapat proaktif dalam mengidentifikasi dan mengatasi isu sebelum berdampak pada pengguna akhir.

Contoh Penerapan Serverless Computing

serverless computingServerless computing telah digunakan dalam berbagai aplikasi dan layanan, menawarkan efisiensi, skalabilitas, dan fleksibilitas. Berikut adalah beberapa contoh penerapannya dalam bisnis:

1. IoT Applications

Aplikasi Internet of Things (IoT) sering memerlukan pengolahan data dari banyak sensor dan perangkat. Serverless computing bisa digunakan untuk mengelola dan mengolah data ini secara efisien. Misalnya, sistem otomatisasi rumah yang mengumpulkan data dari berbagai sensor (seperti sensor suhu atau kelembapan) dan melakukan aksi berdasarkan data tersebut secara real-time.

2. Web Application

Aplikasi web dinamis, seperti blog atau e-commerce, yang mengalami perubahan trafik yang signifikan, dapat memanfaatkan serverless untuk mengelola beban tanpa harus skala server secara manual. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menyediakan pengalaman pengguna yang konsisten tanpa mengkhawatirkan pengelolaan infrastruktur.

3. Aplikasi interaktif

Serverless sangat cocok untuk aplikasi yang membutuhkan respons cepat ke perubahan input pengguna, seperti chatbots atau alat interaktif lainnya. Serverless memungkinkan fungsi-fungsi yang dijalankan hanya saat dibutuhkan, seperti menjawab pertanyaan pengguna atau menyediakan rekomendasi, tanpa membebani sumber daya saat tidak aktif.

Kelebihan Serverless Computing

Serverless computing telah mengubah cara perusahaan mengelola aplikasi berbasis cloud.  Setiap aspeknya dirancang untuk memaksimalkan agilitas dan inovasi sehingga menjadi pilihan yang menarik bagi perusahaan yang ingin mengurangi kompleksitas teknis. Simak penjelasan lengkap mengenai kelebihannya berikut ini!

1. Biaya efisien

Salah satu kelebihan paling menonjol dari serverless computing adalah efisiensi biayanya. Model pembayaran berbasis user dapat mengurangi biaya infrastruktur cloud secara drastis. Selain itu, dengan mengurangi kebutuhan akan pengelolaan server dan perawatan hardware, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya lebih banyak ke inisiatif pengembangan lainnya.

2. Skalabilitas otomatis

Serverless computing secara inheren mendukung skalabilitas otomatis. Platform serverless, seperti menyesuaikan jumlah instansi fungsi yang berjalan berdasarkan permintaan. Skalabilitas ini memastikan bahwa aplikasi dapat menangani peningkatan beban kerja tanpa perlu intervensi manual untuk skala up atau down server. Ini dapat mengoptimalkan kinerja aplikasi serta menghilangkan risiko kegagalan server karena beban yang tak terduga.

3. Pengelolaan yang mudah

Pengelolaan aplikasi menjadi lebih mudah dengan serverless computing. Dengan abstraksi server, pengembang tidak perlu lagi khawatir tentang sistem operasi atau patch keamanan; semua ini dikelola oleh penyedia layanan.  Selain itu, serverless mengurangi hambatan entry bagi pengembang baru, memungkinkan mereka untuk berkontribusi pada proyek dengan cepat tanpa perlu mendalami konfigurasi dan manajemen server tradisional.

Kekurangan Serverless Computing

Tekonologi ini memang menawarkan berbagai keuntungan, seperti efisiensi biaya dan skalabilitas otomatis Namun, ada beberapa tantangan dan kekurangan yang mungkin dihadapi oleh perusahaan saat mengadopsi pendekatan ini. Simak penjelasan lengkap mengenai kekurangan serverless computing berikut ini!

1. Ketergantungan vendor

Menggunakan serverless computing meningkatkan ketergantungan pada vendor karena semua operasional backend dikelola oleh penyedia layanan cloud. Hal ini bisa menjadi masalah jika terjadi downtime atau perubahan layanan yang tidak menguntungkan dari vendor tersebut, mengingat pengguna tidak memiliki kontrol penuh atas infrastruktur yang digunakan. 

2. Pengujian dan debugging yang sulit

Pengujian dan debugging aplikasi serverless bisa menjadi lebih kompleks dibandingkan dengan aplikasi tradisional. Sulit untuk meniru lingkungan produksi secara lokal karena dengan arsitektur yang didistribusikan dan desentralisasi. Selain itu, karena log dan proses debugging tersebar di berbagai fungsi dan layanan, mengumpulkan dan menganalisis data ini untuk menemukan masalah bisa memakan waktu dan memerlukan alat khusus.

3. Pengelolaan state yang menantang

Mengelola state aplikasi menjadi lebih menantang karena sifat stateless dari fungsi-fungsi yang digunakan. Setiap fungsi tanpa informasi bisa membuat pengembangan aplikasi yang membutuhkan sesi atau state persisten menjadi rumit. Untuk mengatasi ini, pengembang sering harus menggunakan layanan tambahan seperti database eksternal atau penyimpanan state khusus, yang dapat menambah kompleksitas dan biaya operasional.

Kesimpulan

Serverless computing telah menawarkan berbagai solusi inovatif bagi dunia teknologi dan pengembangan perangkat lunak. Dengan keuntungan signifikan seperti efisiensi biaya, skalabilitas otomatis, dan pengelolaan yang lebih sederhana, teknologi ini mendukung pertumbuhan dan skalabilitas aplikasi dengan cara yang lebih fleksibel dan efisien. 

Namun, penting juga untuk mempertimbangkan beberapa kekurangan seperti ketergantungan pada vendor, kompleksitas dalam pengujian dan debugging, serta tantangan dalam pengelolaan state. Dengan pemahaman yang mendalam tentang kelebihan dan kekurangan ini, perusahaan dapat strategis dalam mengimplementasikan serverless computing sesuai dengan kebutuhan spesifik bisnis mereka.

Asyraf AdhikaAuthor posts

Avatar for Asyraf Adhika

A talented SEO content writer with nearly a year of experience, I have carved out a niche in the bustling world of technology and business digitalization through IoT, ERP, and many more